JAKARTA [PAPOS]- Perwakilan masyarakat Papua menyambut positif rencana kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Indonesia akhir Maret 2010. Pesan itu mereka sampaikan lewat demonstrasi di kantor Kedutaan Besar Amerika Serikat (Jalan Medan Merdeka Selatan) dan Istana Merdeka (Jalan Medan Merdeka Utara), Jakarta Pusat, Rabu [17/3].

“ Selamat datang pada Obama. Kami harapkan jadi fasilitator persoalan yang terjadi di Papua, terutama setelah otonomi khusus,” kata Agus Okama Kosai dari Koalisi Perjuangan Rakyat Papua Barat.

Okama Kosai menilai otonomi khusus yang diberikan NKRI kepada Papua gagal total. Buktinya, kata dia, otonomi tidak menjamin hilangnya pelanggaran HAM serta berbagai ketidakadilan sosial, politik, dan ekonomi terhadap orang Papua.

Dia menyontohkan salah satu kasus. Yakni penculikan dan pembunuhan terhadap Theis Hiyo Eluay, Ketua Presidium Dewan Papua, di masa otonomi khusus.

“Di Papua terjadi situasi yang menekan para aktivis, ketika protes ketidakadilan, mereka dikejar, dibunuh, dan dibantai,” katanya.

Yang jadi korban pelanggaran HAM, bukan Organisasi Papua Merdeka, justru para mahasiswa dan aktivis HAM yang menyuarakan berbagai ketimpangan kebijakan pemerintah. “Itu semua terjadi di era otonomi khusus,” kata Okama Kosai. “Kami mendefinisikan otonomi ini dengan makna yang lain yaitu penjajahan gaya baru.”

Itulah sebabnya karena sudah putus asa atas respon ketidakadilan dari pemerintah Indonesia, maka mereka minta Amerika Serikat turun tangan untuk menyelesaikan dampak otonomi khusus Papua. “Kami berharap Amerika Serikat segera hentikan dana otonomi khusus untuk Papua. Lalu memediasi untuk dialog,” katanya. [bel/vvn]