Buntut dari peristiwa konflik 19 Maret 2010 di STT Baptis Jayapura, ruang gerak dari Socratez Sofyan Yoman (Ketua Umum Badan Pelayan Pusat Persektuan Gereja-Gereja Baptis Papua) terus dimonitor oleh Intelijen Indonesia bekerja sama dengan beberapa tokoh gereja baptis Papua hingga saat ini. Tokoh-tokoh gereja Baptis Papua tersebut anatara lain: Pdt.Perinus Kogoya,Dip.Th (Ketua Sinode Baptis versi dukungan pemerintah melalui Dep.Agama RI) Pdt. Newton Mokay,S,Th (Dosen STT Baptis), Umast Tabuni, M.Th, (Dosen STT Baptis) Meson Yigibalom,MA, (Dosen STT Baptis), Berpus Tabuni (Guru Alkitab Bahasa Indonesia di Tiom, saat ini sedang kuliah di STT Baptis Jayapura) Titus Yikwa, S.Th,(Gembala Sidang Gereja Baptis BTN Kotaraja), Isak Wenda (Anggota Kepolisian Polrest Kota Jayapura), Adolf Kogoya (Anggota MRP), Mandin Weya, (Dosen STT Baptis), Yupiur Kiwa,S.Th (Gembala Sidang Gereja Baptis Ifar Gunung Sentani), Mayor CHK Martin Kogoya, SH,MM (Anggota active TNI), Nius Ginia (Gembala Sidang Gereja Baptis Dawir Entrop)  dll. Dimana mereka terus melakukan terror, intimidasi, dan melakukan rencana pembunuhan kepada Socratez Sofyan Yoman (Pemimpin Gereja Baptis di Tanah Papua yang juga seorang yang selalu menyuarakan suara kenabian ketika umatnya ditekan,dibunuh. Diteror, intimidasi oleh aparat TNI/POLRI, Intelijen .

Pada  29 Maret 2010 Perinus Kogoya, CS bersama aparat gabungan dari Polres Jayapura dan Brimop turun dengan kekuatan 3 truck polisi, 1 mobil patroli melakukan rasia alat-alat tajam dirumah Andreas Kogoya (Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua) dan di rumah Willem Bill Kogoya (Ketua Yayasan Pelayanan Baptis Papua). Kemudian mereka juga merasia Kantor Resmi Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua. Ternyata tidak menemukan alat-alat tajam, berupa anak pana, parang dan lain sebagainya. Kepolisian juga masuk ke Sekolah Tinggi Baptis Papua tetapi tidak melakukan rasia seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa mereka merasia semua rumah ternyata tidak dilakukan rasia apapun.

Andreas Kogoya (Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua) mengatakan kepada pihak kemanan bahwa bapak-bapak aparat keamanan jangan memihak salah satu pihak saja, karena yang melakukan ulah dimana terjadi konflik pada tanggal 19/maret yang lalu adalah konflik yang ditimbulkan oleh kelompok Perinus Kogoya, cs kemudian pihak kami membeli karena itu, jika pagi ini kamu datang bersama pihak Perinus Kogoya,cs  maka kami curiga sebenarnya bapa dorang ada kerja sama.

Sekretaris Umum Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua (Andreas Kogoya) menilai bahwa kedatangan aparat dan Perinus Kogoya Cs bermaksud melakukan terror, intimidasi dan mengambil alat-alat tajam yang sebenarnya alat-alat itu adalah alat kerja kebun, bertani. Sementara itu itu Perinus Cs dan aparat keamanan mereka melihat bahwa Keluarga President Baptis Papua sudah kembali dari tempat pengungsian dan bergabung dengan Jemaat Bukit Wachno, sehingga mereka perkirakan bahwa Pendeta Socratez Sofyan Yoman akan kembali ke STT Baptis untuk tinggal di sana? Pada hal sesuai keputusan bersama bahwa sebelum ada kesepahaman dari kedua belah pihak yang bertikai sesungguhnya tidak boleh satupun yang tinggal dikompleks STT Baptis Papua di Kotaraja. Namun ketika Perinus CS masuk ke STT Baptis Papua di Kotaraja (28/03) itu artinya mereka mau menciptakan konflik baru dan sekaligus melanggar ketentuan yang telah disepakati. Kemudian dihalaman STT tersebut mereka mulai mengatakan bahwa “Pak Socratez Sofyan Yoman cs harus meninggalkan STT Baptis Papua dan diberi detlain waktu dua hari. Maka kami bertanya Perinus Kogoya, Meson Yigibalom, Newton Mokai, Umast Tabuni, Mandin Weya, Titus Yikwa, Berpus Tabuni, dalan lain-lain  mereka ini memperjuangkan  agenda siapa?  Jika agenda gereja maka penyelesaiannya bukan dengan jalan kekerasan, tetapi harus dengan jalan damai, dialog, tatap muka, mecari akar masalah dan lain sebagainya. Tetapi kemudian mereka memboncengi aparat dalam melakukan segala aktifitas maka, umat Tuhan mencurigai bahwa sebenarnya ada agenda tersembunyi yang sedang diperjuangkan oleh kelompok Perinus Kogoya, Cs.

Dengan demikian, Sekretaris Umum Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Papua, menyerukan:

1.       Dewan Gereja Sedunia, Baptist World Alliance, Gereja-Gereja di Indonesia, Gereja-Gereja Seluruh dunia dan Gereja Sahabat di Papua yang sedang mengikuti semua perkembangan Gereja Baptis di Papua, maka kami mohon seruan anda agar tidak boleh ada intervensi pemerintah & aparat keamanan di dalam gereja, karena hal itu menyalai prinsip gereja. Dimana gereja adalah independen dan mandiri. Pemimin gereja sudah diintimidasi, terror, apalgi masyarakat biasa maka dapat disimpulakan bahwa Papua sudah berada dalam sona ketidaknyamanan kehidupan pemimpin dan masyarakat Papua;

2.        Lembaga-lembaga LSM Internasional yang konsen terhadap Papua, kami minta agar melakukan pantauan dan memberitahukan kepada pemerintah untuk tidak melakukan tindakkan-tindakkan represif dan menekan hak hidup pemimpin gereja, hak hidup rakyat di atas tanah dan negeri mereka.