Kamis, 15 April 2010 00:00 WIB     

Korban Penembakan OPM Dievakuasi

MI/Folmer

TIGA jenazah karyawan PT Modern dan seorang karyawan yang kondisinya kritis dievakuasi ke Bandara Sentani, Jayapura, Papua, kemarin. Tiga jenazah langsung diterbangkan lagi ke daerah asal mereka, sedangkan korban luka dilarikan ke RSUD Dok II.

Keempat karyawan perusahaan kontraktor itu menjadi korban penembakan kelompok bersenjata di Jalan Meuwulo-Jalan Bremele, Kabupaten Puncak Jaya.

Ketiga korban tewas adalah M Abdullah, 51, Elimus Ramandey, 32, dan Hans Ling Satya, 30. Korban luka berat bernama Paingot Sirait. Keempat korban dievakuasi dengan diangkut tiga pesawat carteran dari Bandara Mulia menuju Bandara Sentani.

Jenazah Abdullah dievakuasi menggunakan pesawat Prime Air. Tidak lama di Sentani, pesawat diterbangkan lagi ke kampung asal korban Bau Bau, Buton, Sulawesi Tenggara.

Jenazah kakak beradik Elimus dan Hans Ling diangkut dengan pesawat Twin Otter Trigana Air. Sejumlah keluarga korban sudah menunggu kedatangan jenazah mereka dan membawa mereka ke rumah duka di Jayapura.

Kapolres Puncak Jaya AKB Alex Korwa mengaku masih menyelidiki kasus penembangan itu. "Saat kejadian ada tujuh karyawan PT Modern yang tengah melakukan pekerjaan pengaspalan jalan. Tiga karyawan lain selamat karena berhasil melarikan diri."

Ketiganya adalah warga asli Papua. Mereka diselamatkan warga dan bersembunyi di rumah penduduk. Korban selamat juga ikut dievakuasi ke Jayapura.

Penembakan itu dilakukan sekelompok orang dengan membabi buta. Mereka juga membakar empat kendaraan milik PT Modern, berupa 2 truk, 1 mobil, dan 1 ekskavator.

Polda Papua yang mendapat laporan kasus itu mengirim tim dari Brimob dan Densus 88. Mereka tiba di lokasi, siang hari, dan mengevakuasi korban. Tim juga melakukan penyisiran dan menemukan Paingot Sirait yang menderita luka parah.

Kapolres menduga penyerang adalah kelompok bersenjata dari Organisasi Papua Merdeka. Saksi menyatakan kawanan itu bersenjata empat pucuk senjata api, panah, kapak, dan parah. "Jumlahnya sekitar 10 orang. Kami menduga mereka adalah kelompok Marenggeng." (FO/N-3)