BUMI Papua masih bergolak. Kali ini tiga karyawan PT Modern tewas ditembak oleh kelompok tak dikenal di Jalan Mewulok, Kampung Breleme, sekitar 8 km dari Kota Mulia, Puncak Jaya, Papua, Selasa (13/4) kemarin. Para korban akan dievakuasi ke Jayapura Rabu hari ini. Sejauh ini belum diketahui pelaku penembakan tersebut, tapi dugaan kuat para pelaku bagian dari Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Wakapolres Puncak Jaya, Kompol Jeffrey, saat dihubungi wartawan via telepon Selasa kemarin, mengatakan, tak hanya para korban meninggal, seluruh korban selamat juga akan ikut dievakuasi ke Jayapura. Ketiga warga sipil yang tewas itu adalah Asbullah (51), Elimus Ramandey (32), dan Hans Ling Satya (30). Sedang satu korban selamat Paingut Sirait menderita luka berat dan saat ini dalam keadaan kritis.

Peristiwa penembakan itu terjadi saat para karyawan PT Modern sedang mengerjakan pembangunan jalan sekitar pukul 11.00 WIT. Saat itu dua karyawan PT Modern, Hans Ling Satya dan Elemus Ramanday, tiba-tiba diberondong dengan tembakan hingga terkapar bersimbah darah. Namun Paingot Sirait, berhasil melarikan diri. Sedang seorang karyawan lain hingga tadi malam belum diketahui nasibnya. Sementara empat rekan Paingot berhasil diungsikan ke pos Brimob Kulirik.

Selain menewaskan tiga karyawan, kelompok tak dikenal itu juga membakar tiga unit mobil milik PT Modern. Kampung Mewulok sendiri berada sekitar tujuh kilometer dari Mulia ke arah Illu. Saat dihubungi Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Agus Riyanto mengaku belum mengetahui dengan pasti insiden tersebut.

Prajurit TNI jadi guru

Sementara itu Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Hotma Marbun mengatakan tiga batalion TNI AD siap dikerahkan untuk menjaga perbatasan wilayah teritorial NKRI dengan negara tetangga Papua New Guinea (PNG).

“Pengamanan wilayah perbatasan RI-PNG tidak hanya untuk menjaga kedaulatan NKRI, namun juga mencegah ancaman kelompok sipil bersenjata yang kerap berkeliaran di wilayah tapal batas kedua negara bertetangga,” katanya.

Kehadiran tiga batalion prajurit TNI di daerah perbatasan untuk menjalankan tugas negara yakni memberikan rasa aman kepada masyarakat serta menjaga keutuhan kedaulatan NKRI dari berbagai ancaman dari dalam negeri maupun luar negeri.

“Kami berharap penugasan yang dilakukan prajurit TNI di wilayah perbatasan dapat memberi rasa nyaman kepada warga negara Indonesia yang bermukim di daerah `tapal batas` RI-PNG,” katanya. Pangdam Hotma Marbun mengakui berdasarkan kenyataan di lapangan hingga saat ini ada beberapa prajurit TNI yang bertugas di daerah perbatasan menjalankan fungsi mengajar kepada siswa di sekolah pedalaman. Hal ini dilakukan prajurit TNI, kata Pangdam, karena di berbagai sekolah wilayah pedalaman masih dirasakan kekurangan tenaga guru.

  • ara/det