PERTUMBUHAN Bank Papua  tahun 2010 sangat pesat dengan  total  aset  hampir mencapai Rp 12 triliun.  Bahkan kini  pertumbuhannya digadang- gadang mampu menembus angka Rp 12 triliun. Faktanya, secara nasional  bank komersial  kebanggaan masyarakat Papua menempati urutan kedelapan , serta berada di urutan kelima Bank Pembangunan Daerah  secara nasional. Apa kiat- kiat yang hendak dicapai agar Bank Papua memiliki prospek cerah pada masa- masa mendatang?

OLEH: MAKAWARU DA CUNHA

Dirut PT Bank Papua, Eddy R Sinulingga Pertumbuhan pesat yang dicapai Bank Papua ini, bukan terjadi dengan sendirinya, namun semua itu memalui suatu program dan strategi.  Menurut  Direktur Utama PT Bank Papua Eddy R Sinulingga,  ia  bergabung di Bank Papua pada akhir 2008.  
Selanjutnya tahun 2009  ia menyusun suatu coor plan selama empat tahun kedepan sampai dengan 2013. Dalam coor plan  tersebut  ia  tetapkan satu main stone,  dimana tahun 2009 dinyatakan  berada dalam  back on track atau kembali ke jalur yang seharusnya dilaksanakan , yakni  meletakan  dasar dasar yang kuat  dalam transformasi Bank Papua empat tahun kedepan  dalam bidang informasi dan teknologi. “Ada 10 program pokok yang harus dilakukan dalam back on track yang sedang berjalan maupun yang sudah selesai serta lebih mem perkuatnya  di tahun tahun mendatang,” ujarnya usai membuka Rapat Kerja PT Bank Pembangunan Daerah Papua  dan Musyawarah Persatuan Istri Pegawai Bank Papua (Perisba) pada 19-21 Oktober 2010 di Hotel Aston Internasional, Jayapura,

Dia mengatakan, tahun 2010 ini  dinyatakan sebagai tahun pertumbuhan. Pertumbuhan di  bidang dana  pihak  ketiga,  perkreditan,  jumlah dan kwalitas Sumber Daya Manusia (SDM), jumlah cabang, electronic chanel serta  kwalitas pelayanan kepada nasabah.
Selanjutnya, tahun 2011 dinyatakan sebagai tahun kebangkitan.  Bank Papua  harus bangkit dari keterpurukan, ketertinggalan, keterbelakangan, kelambanan, ketakpedulian, passive, kemalasan dan lain lain.

“Semua kita akan bangkit dan nyatakan kebangkitan kita. Pola pola kerja kita  harus lebih sinkronisasi dan terkoordinasi  dengan baik sehingga kita tak lagi sendiri sendiri tapi kita harus  bersama sama membangun perbankan dengan lebih baik. Itu yang kita susun dalam rapat kerja mulai hari ini hingga 21 Oktober mendatang,” katanya optimis. 
Ketika ditanya apa agenda utama Rapat Kerja ini, lanjutnya, Rapat Kerja ini sebagai antisipasi kebijakan Bank Indonesia  mengumumkan bahwa Rancangan Basis Bank (RBB) tahun 2011 sudah harus final pada bulan Desember.
“Jadi saya pikir ini suatu strategi yang sangat tepat kita sudah mulai  hari ini. Kita harapkan 21 Oktober kita sudah bisa memfinalisasi rencana kerja kita tahun 2011,” tukasnya.
Dilkatakan, kalau didalam pola yang lalu  namanya pre eleminery  RBB. Kemudian RBB final akan dilakukan pada Januari mendatang. Tapi  tapi tahun ini menurut Bank Indonesia I tak ada lagi. Jadi pihaknya tetap mengunakan dasar kinerja pencapaian sampai September kemudian dilakukan perkiraan sampai Desember serta dilakukan target target kerja  selama tahun 2011. Sehingga diharapkan pada tanggal 21 Oktober 2010 nanti Bank Papua telah memiliki  RBB yang solid  serta telah menampung semua masukan dari seluruh cabang dan unit unit kerja Bank Papua .
Tapi, lanjutnya,  yang lebih penting lagi dalam RBB ini pihaknya  tak hanya melakukan evaluasi,  tapi juga membicarakan dan mendiskusikan mengenai strategic Inisiatif. Apa itu strategic Inisiatif? Pihaknya memberikan kesempatan dan keharusan kepada semua pihak cabang dan unit unit divisi Bank Papua dan sebagainya untuk memikirkan  strategic Inisiatif antara lain  perbaikan perbaikan, nilai nilai  apa yang mereka janjikan untuk dilaksanakan untuk meningkatkan kwalitas daripada bank  ini mendatang.
Dia mengatakan, hal ini dilakukan secara botton up kemudian dikonsolidasikan ke dalam suatu program utama didalam pengembangan Bank Papua di tahun 2011. Pada terbitan Bintang Papua Kamis (21/10) akan diceritakan Bank Papua telah mendapat izin dari Bank Indonesia untuk menjadi  Bank Divisa. (Bersambung)